Senin, 09 November 2015

 Keperawatan Jiwa Isolasi Sosial



Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya manusia sangan memerlukan hubungan interpersonal yang positif baik dengan individu lainya maupun dengan lingkungannya.  Hubungan interpersonal yang positif dapat terjadi apabila individu merasakan kedekatan, saling membutuhkan dn saling tergantung untuk membangun jati diri individu. Ketidakmampuan individu dalam mempertahankan hubungan interpersonal yang positif dapat mengakibatkan terjadinya stress. Stress yang meningkat dapat mengakibatkan reaksi negative dan gangguan kesadaran dan gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakn respon mal adaftif dari lingkungan internal dan eksternal, dinyatakan melalui pikiran, perasaan dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma budaya setempat dan mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan fisik. Salah satu jenis gangguan jiwa berat adalah skizofrenia yang merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu termasuk fungsi berpikir, berkomunikasi, menerima, merasakan, menunjukkan emosi dan berperilaku yang dapat diterima secara rasional. Adapun gejala dari segi negatifnya adalah deficit perilaku yaitu menarik diri dari masyarakat tidak mampu berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan seoarang mengalami gangguan funsi sosial dan isolasi sosial.
Isolasi sosial adalah keadaaan dimana seseorang individu menglami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu brinteraksi dengan orang lain sekitar disebabkan oleh pikiran negative atau pikiran yang mengancam. Individu merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain, mencoba menyendiri, tidak ada kontak mats, sedih dan berprilaku bermusuhan. Isolasi sosial tidak hanya berdampak secara keseluruhan yaitu keluarga dan lingkungan sosialnya.
Meskipun bukan penyebab utama kematian, gangguan jiwa isolasi sosial merupakan penyebab utama disabilitas pada kelompok usia paling produktif yakni antara 15-44 tahun. Dampak sosial berupa penolakan, pengucilan dan diskriminasi begitu pula dampak ekonomi berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah bagi penderi maupun keluarga yang harus merawat dan tingginya biaya perawatan. Salah satu kendala dalam upaya penyembuhannya pasien gangguan jiwa adalah pengetahuan masyarakat dan keluarga. Keluarga dan masyarakat menganggap penyakit yang memalukan dan membawa aib bagi keluarga. Kondisi ini diperberat dengan sikap keluarga yang cenderung memperlakukan pasien dengan disembunyikan,diisolasi, dikucilkan bahkan sampai ada yang di pasung.
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penyembuhan klien yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi keluarga yang yang teraupetik yang mendukung klien sangat membantu kesembuhan klien. Berdasarkan evidence based practice psikoeduksi keluarga adalah terapi yang digunakan untuk memberikan informasi pada keluarga untuk meningkatkan keterampilan merawat anggota keluarga mereka sehingga diharapkan keluarga akan mempunyai koping positif terhadap stress dan beban yang dialaminya dan terapi ini juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif karena dalam terapi ini mengandung unsur untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit, mengajarkan tehnik yang dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala pennyimpangan perilaku dan peningkatan dukungan bagi anggota keluarga tersebut.
            Selain itu terapi aktivitas kelompok sangat efektif mengubah perilaku karena didalamnya kelompok terjadi interaksi satu dengan yang lain dan saling mempengaruhi. Terapi ini juga sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien menarik diri agar perilaku menarik dirinya berkurang dan mampu untuk bersosialisai secara bertahap melalui melatih kemampuan bersosialisasi klien dengan metode dinamika kelompok, diskusi atau Tanya jawab serta bermain peran atau stimulasi.  
Salah satu bentuk psikoterapi yang dapat diterapkan pada klien isolasi sosial dengan penurunan kemampuan dalam melakukan interaksi sosial karena pengalaman yang tidak mennyenangkan dan pikiran negatif yang muncul pada individu sebagai ancaman individu yaitu dengan terapi perilaku kognitif. Menurut ( Martin,2010) bahwa penerapan terapi psikososial dengan perilaku kognitif dapat merubah pola piker yang negative menjadi positif sehingga perilaku yang maladaptif yang timbul akibat pola pikir yang salah juga akan berubah menjadi perilaku yang adaptif.
Komunikasi teraupetik juga memiliki peranan yang besar dalam proses pemulihan pasien gangguan jiwa khususnya pasien gangguan jiwa dengan diagnose isolasi sosial. Kommunikasi teraupetik merupakan satu-satunya metode pemulihan yang diaplikasikan oleh perawat terhadap pasien gangguan jiwa, disamping pemberian obat-obatan yang bersifat sebagai penenang bagi pasien. Keberhasilan komunikasi teraupetik dalam proses pemuliah pasien dengan gangguan jiwa jenis isolasi sosial tidak terlepas dari pelaksanaan tahap-tahap komunikasi teraupetik yang baik. Ada empat tahap  dalam komunikasi teraupetik yang dilakukan oleh perawat dalam proses pemulihan yaitu adalah tahap pra interaksi sebagai tahap persiapan sebelum melaksanakan komunikasi dengan pasien, tahap perkenalan untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari pasien, tahap kerja yang berguna untuk mengubah perilaku pasien menjadi lebih baik dan normal serta tahap terminasi dimana perawat memutuskan untuk menyelesaikan pertemuan secara sementara untuk bertemu kembali. Dengan diberikannya beberapa terapi diatas, sehingga pada akhirnya diharapkan individu dengan masalah isolasi sosial memiliki peningkatan kemampuan untuk melakukan interaksi sosial dan bereaksi secara adaptif dalam menghadapi masalah atau situasi yang sulit dalam setiap fase hidupnya.


            

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar